9/16/2010

Belajar berteman - bagian II

Berteman


Lanjutan posting sebelumnya: Belajar berteman - bagian I. Memang FunkyMami suka posting pakai seri. Nggak cuman DIE HARD aja...


Kurang bisa Berteman atau bersosialisasi ternyata bukan karena keturunan, melainkan sesuatu yang harus dipelajari, begitu tema postingan sebelumnya. Nah, sekarang kita membahas bagian kedua, yaitu pemecahan masalah umum dalam urusan berteman. *Walah, gaya nih si Mami, kayak pakar aja!*

Masalah-masalah itu misalnya:


Masalah: Kelihatannya teman anak kita nakal. Jangan-jangan dia bisa memberi pengaruh jelek pada anak kita.
Solusi: Biarkan anak membuat kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Semakin sering kita complain, semakin menarik situasi buat anak. Jika anak mulai meniru tingkah laku jelek temannya, tunjukkan batas-batas yang harus dipatuhi, lengkap dengan konsekuensinya. Dalam waktu bersamaan buat jadwal bermain dengan teman-teman lainnya. Pelan-pelan diharapkan anak mulai tertarik untuk berteman dengan anak-anak lain dan mulai menjauhi teman nakalnya itu.

Masalah: Bagaimana jika kelihatannya rumah si teman tidak aman? *maksudnya bukan rumahnya mau ambyuk, tapi anak dibiarkan nonton TV seharian atau main game tembak-tembakan*
Solusi:Tidak semua orang tua mempunyai ide yang sama tentang keamanan, tentang makanan yang baik, program TV atau video game. Kita hanya bisa berharap anak kita cukup bijaksana untuk menolak ajakan permainan yang tidak baik . Jika masih ragu, kita bisa berbicara baik-baik dengan orang tua si teman, tentang kekhawatiran kita jika anak melakukan hal tersebut, atau mengusahakan agar anak main di rumah kita. *Wah, Bu Djoko bisa tersinggung berat nih!*

Masalah:Teman anak beranggapan permainan yang menyenangkan adalah bertindak seperti teroris di rumah kita. Melempar bantal, loncat-loncat di atas sofa, nonton TV tanpa ijin, naik turun tangga dan banting pintu...
Solusi: Jika orang tua si teman berada di tempat, maka tugas orang tua si teman untuk mengingatkan anaknya. Tapi di rumah kita? Dan orang tua si teman sedang tidak berada di tempat? Maka mengingatkan si teroris kecil adalah tugas kita. Kita bisa bilang dengan tegas *tapi tidak marah, biar nggak lapor ke ortunya*: “Di rumah ini, kami tidak melakukan hal - hal tersebut. Tolong bermain sesuai aturan di rumah ini.”
Kalau si teman tetap ngeyel karena di rumahnya dia boleh melakukan hal-hal tersebut, maka bilang: “Tiap rumah punya aturan lain-lain. Aturan di rumah ini lain dengan aturan di rumah kamu.” Tapi jangan khawatir, biasanya anak merespon dengan baik jika yang mengingatkan bukan orang tua sendiri...
Contoh-contoh lainnya? Waduh apa ya? Ada yang punya ide nggak? Plis di share ya...

ARTIKEL TERKAIT:

No comments:

Post a Comment