9/18/2010

Imbalan v.s hukuman



Imbalan sebagai sarana untuk menghukum anak? Aneh ya kedengarannya? Jangan kaget dulu, maksud FunkyMami tuh bukan ngasih anak hadiah setelah nonjok anaknya Bu Djoko…


Percaya nggak, dibalik penampilannya yang kayak ibu tiri, FunkyMami sebenarnya bukan tipe penghukum*bener, sumpah!* kecuali untuk hal-hal yang sangat fatal atau membahayakan. Lalu bagaimana kita bisa mendisiplinkan anak kalau mereka tidak diajari untuk mengenal konsekuensi sejak dini atau dengan kata lain ‘dihukum’?

Mencari sebuah alternatif adalah solusinya. Caranya?


Setiap kali anak berbuat baik, maka dia akan mendapat imbalan kecil, seperti permen gummy bear. Tapi nggak langsung dimakan, melainkan dimasukkan dalam sebuah tempat. Setiap kali anak berbuat jelek, maka satu imbalan tersebut terpaksa ditarik kembali. Bad news-nya: Anak bisa kecewa banget jika imbalan yang sudah dia dapat ditarik kembali. Good news: Anak akan berusaha bagaimana caranya untuk mendapatkan imbalannya kembali, atau kalau bisa mendapat lagi, lagi dan lagi. Di akhir minggu anak mendapat kesempatan untuk melihat sendiri perkembangan tentang sikap baik buruknya selama seminggu.

Imbalan vs. hukuman


Dengan cara di atas, diharapkan anak memahami bahwa imbalan bukanlah semata hadiah, tapi semacam parameter yang menunjukkan tingkat kebaikan atau keburukan diri sendiri. Kebanggaan dan kekecewaan yang ditimbulkannya adalah pemicu semangat agar anak bisa memperbaiki sikap. Efek yang sulit di dapat dari sebuah hukuman. Hukuman, menurut FunkyMami, cenderung membuat anak memberi lebel diri sendiri bahwa dia bukanlah anak yang baik sehingga layak dihukum. Yang lebih parah, hukuman sering membuat anak merasa menyerah untuk berbuat lebih baik karena anak percaya apapun yang akan dia lakukan pada akhirnya pasti dihukum. Jadi buat apa memperbaiki diri?

Kalau nggak ada permen gummy bear?


Ganti dengan benda kecil lainnya, seperti biji-bijian atau pasta kering. Jika sudah terkumpul dalam jumlah yang sudah disepakati, baru imbalan yang sesungguhnya diberikan, seperti ke kebun binatang atau nonton TV.
Jika anak menyukai yang manis-manis, usahakan jangan menggunakan coklat atau permen lolly. Memang, anak akan berusaha berbuat baik demi imbalan coklat. Tapi apa enaknya punya anak baik kalau giginya ompong? Bagi yang suka manis Gummy Bear atau produk sejenis adalah pilihan terbaik. Selain bentuknya kecil dan imut, permen ini juga tidak mengandung gula sehingga tidak merusak gigi.

Penerapannya


Gunakan wadah untuk mengumpulkan imbalan. Jika perlu terbuat dari bahan gelas sehingga mudah untuk melihat berapa jumlah imbalan yang sudah terkumpul. Hal ini bisa memberi semangat anak untuk mengumpulkan lebih banyak.
Mulai dengan beberapa imbalan sebagai perangsang. Tiap kali anak berbuat baik, masukkan satu imbalan, agau suruh anak unti memasukkan sendiri. Dan sebaliknnya, ambil satu imbalan untuk setiap pelanggaran. Hitung jumlah imbalan pada akhir minggu atau biarkan anak untuk menghitung sendiri hasil kumpulannya. Konsekuen atas apapun reaksi anak. Jika anak kecewa atau marah setelah kehilangan imbalan, jangan menyerah. Kekecewaan bisa menjadi pangkal perbaikan sikap.

No comments:

Post a Comment