Oke, anak kita termasuk berbadan pendek. So what?
Kebetulan nih, si Kutilang, anak FunkyMami, badannya paling pendek di kelas, meski umurnya paling tua. Sejauh ini sih dia belum pernah mengeluh diledek teman karena tinggi badannya. Mungkin karena dia anak cewek. Sepertinya, secara umum cewek berbadan pendek dianggap lumrah. Mungkin karena masyarakat terbiasa dengan kenyataan bahwa cowok biasanya lebih tinggi dari cewek. Di samping itu banyak selebriti berbadan pendek yang sangat populer, seperti Yuni Sarah, Kylie Minoque, atau Salma Hayek.Sebaliknya, cowok berbadan pendek bisanya lebih gampang menarik perhatian. Bahkan tidak jarang anak cowok berbadan pendek menjadi bahan ejekan dan dibuli teman-temannya. Sebagian bisa mengatasi masalah ini dengan menunjukkan karakter lucunya yang membuat banyak teman menyukainya. Tapi sebagian bisa menjadi agresif dan penuntut – atau yang biasa disebut ‘Napoleon Complex’.
Memang sih, panggilan ‘si pendek’, ‘si bonsai’, ‘si cebol’ dan sejenisnya bisa bikin merah telinga. Apalagi panggilan-panggilan tersebut memang sengaja diciptakan dengan tujuan mengejek. Yang jelas anak kecil memang suka meledek temannya yang tampak beda dari lainnya. Yang menjadi pertanyaan,
"Apakah semua anak berbadan pendek selalu menjadi sasaran empuk buat diledek? Ternyata jawabanya tidak.
Kunci utamanya adalah ‘self-esteem’ atau rasa percaya diri alias nggak minder. Sebuah penelitian jangka panjang yang dilakukan di University of Gothenberg di Swedia, telah menyelidiki mengapa sebagian anak bertubuh pendek mengalami perkembangan mental dengan baik, sementara sebagian lagi mengalami masalah. Mereka menemukan jawaban bahwa sikap orang dewasa lah yang menyebabkan perbedaan tersebut. Kebahagiaan anak berbadan pendek kemungkinan besar tergantung pada bagaimana orang tua dan orang dewasa lainnya memperlakukannya. Anak cowok berbadan pendek yang merasa nyaman dengan dirinya sendiri tidak akan diledek teman-temannya karena dia mempunyai rasa percaya diri yang kuat dan nggak minder. Terlepas dari kondisi tubuhnya, biasanya mereka tetap gembira dan mudah beradaptasi. Tipe anak berbadan pendek seperti ini biasanya datang dari keluarga yang tidak mempermasalahkan tentang tinggi badan. Anak yang memiliki orang tua yang suportif bisa mengatasi faktor resiko lebih baik.
Yang menarik, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang memiliki orang tua yang juga berbadan pendek sangat jarang mengalami masalah psikologi. Mungkin karena orang tua mereka adalah panutan yang baik. Orang tua yang berbadan pendek biasanya tidak mempermasalahkan tentang tinggi badan ataupun mencari bantuan medis.
Jika anak dihargai, sering dipuji, dan memiliki komunikasi yang baik dengan keluarganya, maka dia akan memahami bahwa berbeda dengan lainnya tidak harus membuatnya merasa rendah diri.
No comments:
Post a Comment