Seperti layaknya ibu normal, FunkyMami juga tidak luput dari kesalahan dalam mendidik anak *oh ya?*. Kadang kesalahan-kesalahan itu sangat disadari, bahkan dari lubuk hati yang paling busuk sekalipun. He...he...he... Kesalahan seperti itu biasanya lebih mudah mengatasinya. Pilihannya cuman dua: memperbaiki secepatnya atau menunda? Tapi bagaimana dengan kesalahan yang tidak disadari? Jangan khawatir, suatu saat Anda pasti menyadarinya - biasanya setelah ditegur orang ☺!
Beberapa waktu yang lalu, saat FunkyMami ngumpul-ngumpul sama keluarga dan sanak saudara di suatu acara, FunkyMami mendapat teguran dari salah satu sesepuh, yang katanya anak-anak FunkyMami kurang memiliki sopan santun. Gara-garanya si Kutilang nggak cium tangan saat bersalaman! FunkyMami lagi membayangkan komentar pembaca: "Ya terang aja ditegur! Kok bisa sih lupa ngajari anak nyium tangan? Ga sopan banget”.
Yah, ma'af pembaca. Terus terang, FunkyMami nggak bisa bela diri. Kenyataannya memang FunkyMami nggak pernah mengajari anak-anaknya untuk cium tangan saat bersalaman. Bukannya lupa atau sengaja, tapi memang bener-bener belum pernah masuk di kepala FunkyMami bahwa hal itu sangat penting dibiasakan. Namanya juga manusia, masing-masing punya keterbatasan. Dalam hal ini, keterbatasan FunkyMami ada di otaknya ☹.
Tapi FunkyMami merasa beruntung *setelah sewot* bahwa ada yang mau mengingatkan dia. Itulah untungnya jadi manula, bebas mengemukakan pendapat dan nggak perlu bisik-bisik. Tanpa ada yang marah lagi. Nah, karena FunkyMami orang yang berbudi *susah dipercaya ya?*, maka dia segera menyadari kesalahan dan berusaha memperbaikinya.
FUNKYMAMI: Kutilang, lain kali kalau salaman sama orang yang lebih tua, tangannya dicium ya?
KUTILANG: Kenapa?
FUNKYMAMI: Biar mereka tahu Kutlitang hormat sama orang tua.
KUTILANG: Emang kalau hormat harus cium tangan?
FUNKYMAMI: Ya, aturannya memang begitu kalau bersalaman.
KUTILANG: Ogah ah. Ngapain harus nyium tangan orang yang nggak dikenal?
FUNKYMAMI: Wah, sayangnya kamu nggak punya banyak pilihan. Kalau kamu pingin dibilang anak yang baik, ya kamu harus cium tangan.
Kutilang berhenti mendebat, berpikir sejenak dan mulai bicara...
KUTILANG: Mami selalu bilang, Kutilang nggak boleh pegang pinggiran eskavator di mall...
FUNKYMAMI: Eskalator.
KUTILANG: Sorry, es-ka-la-tor. Soalnya sudah sering dipegang orang dan banyak kuman yang nempel. Kalau Kutilang selalu pegang-pegang pinggiran ...yang itu tadi, Kutilang bisa sakit, apalagi kalau lupa cuci tangan sebelum makan. Jadi, cium tangan orang nggak dikenal sama dengan nyium pinggiran es-ka-la-tor!
FUNKYMAMI: Iya, mami memang pernah bilang begitu. Tapi kamu harus cium tangan. Habis itu, kalau kamu mau cuci tangan terserah.
KUTILANG: Tapi mami, di tempat kita kan nggak perlu cium tangan kalau bersalaman? Kenapa sekarang harus berubah?
FunkyMami rasanya pingin bilang 'Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya', tapi sayangnya Kutilang nggak pernah belajar peribahasa. FunkyMami harus nyari ide lain untuk meyakinkan.
FUNKYMAMI: Umpama, kamu ketemu sama sekelompok orang Indian yang bawa kapak, panah, tombak dan sebagainya. Terus mereka seneng ketemu kamu. Tapi mereka nggak bilang halo, melainkan teriak-teriak huwu..wu..wu..wu...sambil ngangkat-ngangkat tumbak dan panah. Gimana kamu mau membalas?
Kutiliang mikir, mukanya bingung.
FUNKYMAMI: Apa kamu langsung maju ngajak bersalaman? Bisa jadi kamu dikira menyerang. Yang ada malah kamu dikeroyok...
KUTILANG (sambil ketawa): Errr..mungkin aku juga bilang huwu..wu..wu...
FUNKYMAMI: Ide bagus. Mending kita niru aturan sekitar, meski kadang nggak cocok sama hati kita. Yang penting kita kan nggak nyakitin perasaan orang. Paling kita merasa nggak cocok cuman sebentar.
KUTILANG: Aku punya ide lebih bagus. Bagaimana kalau sebelum bersalaman aku tanya dulu apa orangnya sudah cuci tangan?
FUNKYMAMI: Eh, jangan! Itu sama dengan ngajak salaman orang Indian sebelum mereka bilang huwu...wu...wu... Itu namanya penyerangan total! Wah, bisa dikeroyok habis kamu!
No comments:
Post a Comment