12/22/2010

Pewangi WC dan 'Save the planet'


FunkyMami berdiri kaku sambil menatap sederet produk pewangi WC. Sementara waktu tinggal 15 menit. Acara belanja harusnya sudah selesai 10 menit yang lalu.


That’s it! Pewangi WC. Meski bukan barang essensial, tapi ternyata nggak gampang milihnya. Tentu, tiap orang punya kriteria lain-lain dalam memilih pewangi WC. Ada yang mengutamakan bau, warna, kemasan, harga atau zat yang terkandung di dalamnya.*Untuk yang terakhir, FunkyMami bilang: “Who give a shit about something for errr…shit?”*

Perasaan nggak banyak yang harus dipertimbangkan dalam memilih pewangi WC. Tapi anehnya, orang suka bingung milih yang mana, dan cenderung membeli pewangi WC yang diiklankan di TV. Bukan karena kuatlitasnya yang lebih baik, tapi karena produk itulah yang sudah familiar di kepala. Daripada susah-susah milih, mending beli yang sudah kita ‘kenal’. Dengan kata lain, kita dah terkena brain wash iklan TV.

Buat FunkyMami, terserah iklan mau bilang apa. Nggak penting mau bentuknya oktagon, warnanya abstrak, atau dikemas dengan kertas dedak, yang penting harganya murah. Begitu juga dengan bau. Pewangi WC dibeli bukan untuk diendus. Mau bau vanilla, kayu manis, lemon, jeruk citrus atau pisang kepok sekalipun, nggak penting. Asalkan fungsinya bikin WC tidak berbau seperti WC. Soal warna? Emang pewangi WC ditaruh di ruang tamu, hingga warna harus match sama karpet atau cat tembok?

Inilah susahnya jadi pensiunan purchaser. Semua yang dibeli harus best buy. Maksudnya, harga yang dibayar harus layak untuk kualitas dan fungsinya. Best buy untuk pewangi WC yang jelas tidak sama dengan sepatu hiking. Untuk sepatu hiking, harga boleh mahalan, asal kualitas bener-bener top. Tapi untuk pewangi WC? Yang murah meriah dah! Tapi justru itu masalahnya. Dihadapkan dengan enam produk yang harganya sama, mau nggak mau kriteria pembelian harus diperluas. Warna, bau, volume dan kemasan tiba-tiba jadi bahan pertimbangan. Proses pembelian yang seharusnya dua detik, tiba-tiba jadi lima menit.

Keputusannya?


FunkyMami menyerah. Beli refill aja lah. Eh, masalah lagi. Tepat disamping refill yang mau dibeli adalah kemasan baru dengan merek, warna, bau, bahkan VOLUME dan HARGA pun sama. Otak dan jiwa dasar FunkyMami langsung berontak, PILIH KEMASAN BARU! Buat apa ngobok-obok isi WC hanya untuk ganti refill kalo kemasan baru dengan volume yang sama harganya sama pula?

Nyampe rumah, dengan semangat FunkyMami cerita ke Papi, betapa absurd ide si produsen pewangi WC yang menyarankan pembeli untuk ‘ganti refill’ atau ‘beli baru’ dengan harga yang sama.

Kata si Papi:
“Kenapa nggak beli refill-nya aja? Kan bisa ngurangin sampah?”

Kebanggan FunkyMami atas ide best buy langsung runtuh, serasa ditabok salah satu anggota Green Peace.

No comments:

Post a Comment